Khawatir melihat betapa banyak anak muda yang terjerumus ke dalam cybercrime, polisi prefektur Kyoto, Jepang dan
sebuah universitas di kota tersebut memberikan nasehat melalui media
yang mereka pikir akan dimengerti oleh anak-anak: kartun manga.
E-booklet berjudul Manga de Manabu Cyber-kukan no Otoshiana! (Pelajari
tentang perangkap dunia maya dengan manga!) berusaha merengkuh jenis
orang yang secara teratur berselancar di Internet.
Pesan utama, yang dijelaskan dalam gambar, adalah: “Berselancar itu mudah bukan? Begitu pula dengan menjadi sasaran.”
Dalam
satu manga, seorang pelajar wanita menerima e-mail yang menawarkan
informasi yang eksklusif dan mendesak. Namun ketika ia mengikutinya,
seorang penyerang membombardir dirinya dengan pesan-pesan mendesak yang
berpuncak pada permintaan akan uang sebesar 50.000 yen (540 dolar).
Beberapa e-mail spam terlihat sangat menggoda, kata manga tersebut. Manga itu memberikan beberapa nasehat seperti: “Jangan buka e-mail yang tidak Anda kenal” dan “Hati-hati saat memberikan informasi pribadi Anda.”
Dua e-booklet manga tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kyoto Seika University,
di Sakyo Ward kota tersebut, yang memiliki fakultas manga, dan
kepolisian prefektur Kyoto. Setiap alur cerita menggambarkan bahaya yang
ditimbulkan oleh penjahat dunia maya dan bagaimana masyarakat dapat
melindungi diri mereka sendiri.
Topik
yang dibahas meliputi spam, virus, dan penjualan ilegal dari kartu
decoding broadcast. Dua episode menyentuh bahaya file sharing. Dengan
kata lain, ini adalah jenis resiko yang kemungkinan dihadapi oleh kaum
muda.
Semua
episode memperlihatkan satu karakter yang mendapatkan masalah. Mereka
kemudian memberikan komentar satu halaman mengenai cara untuk
menghindari berbagai situasi seperti ini, dalam format tanya-jawab.
Saran-saran yang ditawarkan menggambarkan nasehat yang disumbangkan
oleh Trend Micro Inc., sebuah pengembang software anti-virus berbasis Tokyo yang memiliki pengalaman yang luas mengenai ancaman cyber secara global.
Para
pejabat dari divisi kontrol cybercrime dari polisi prefektur Kyoto
memutuskan untuk mengadopsi format manga ini untuk menjangkau
orang-orang muda.
Penggunaan
Internet, smartphone dan tablet secara teratur telah membuat siswa SMP
dan SMA lebih rentan terhadap kejahatan online, kata pihak kepolisian.
Mereka
mengatakan telah terjadi peningkatan yang nyata dalam jumlah kasus
e-mail pengguna Internet yang menerima permintaan untuk pembayaran
setelah e-mail spam menggiring mereka ke sebuah situs web berbahaya.
Para
pejabat mengatakan bahwa anak muda telah dikenal men-download berbagai
video dan musik secara ilegal menggunakan aplikasi file-sharing.
Pada
masa lalu, divisi ini telah mengirimkan penyidik ke berbagai SMP dan
SMA untuk memberikan nasehat dan penyuluhan kepada para siswa untuk
menjaga diri mereka sendiri di dunia maya. Namun materi-materi berbentuk
teks yang disediakan oleh polisi dan penyuluhan yang diberikan oleh
para petugas kepolisian itu nampaknya membuat anak-anak merasa bosan.
Karena itu dipakailah pendekatan manga ini.
Source: Japanese Station
No comments:
Post a Comment